SUKSESI
A.
Pengertian Suksesi
SUKSESI (Spurr,
1964) : Proses yang terjadi secara terus-menerus yang ditandai oleh perubahan
vegetasi, tanah dan iklim dimana proses ini terjadi. Perubahan vegetasi dimulai
dari tingkat pionir sederhana sampai pada tingkat klimaks
Secara singkat suksesi adalah proses
perubahan komunitas tumbuh-tumbuhan secara teratur mulai dari tingkat pionir
sampai pada tingkat klimaks di suatu tempat tertentu
Komunitas klimaks
Komunitas yang berada dalam keadaan
keseimbangan dinamis dengan lingkungannya
Spesies klimaks
Species yang berhasil beradaptasi terhadap
suatu habitat sehingga species tersebut menjadi dominan di habitat yang
bersangkutan
Tahapan/Stage dalam Suksesi
Letusan Gn. Krakatau 1883 > 1885, Ganggang Hijau
dan Biru Dekat Pantai > 1890, Paku-Pakuan Mendominasi > 1900, Komunitas Padang Rumput > 1920, Padang rumput
Bercampur Semak. Mulai Terdapat Species Pionir Ficus dan Macaranga > 40-50 Tahun kemudian
(Hutan sekunder), 100 Th kemudian hutan hujan tropis sbg ekosistem klimaks
B.
Faktor
penyebab suksesi atau agen perubahan
1.
Faktor Iklim
-
Fluktuasi kondisi iklim tidak konsisten
- Kekeringan
- Radiasi matahari yg Kuat
2.
Faktor Topografi / Edafis
(Perubahan dlm Tanah) :
- Erosi Tanah : Proses hilangnya lapisan
permukaan tanah oleh angin, aliran air dan hujan
- Deposisi Tanah : Proses pengendapan
tanah oleh angin, longsor
3.
Faktor Biotik :
-
Penggembalaan
- Penebangan
- Deforestasi
- Hama dan penyakit
- Perladangan
- Penambangan hasil Bumi
Subkomponen
dalam suksesi
Clements (1974)
membedakakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:
1. Nudasi : terbukanya lahan, bersih
dari vegetasi
2. Migrasi : tersebarnya biji
3. Eksesis : proses
perkecambahan,pertumbuhan dan reproduksi
4. Kompetisi : adanya pergantian spesies
5. Reaksi : perubahan habitat karena
aktivitas spesies
6. Klimaks : komunitas stabil
Beberapa ahli mengatakan bahwa proses
suksesi selalu progresif artinya selalu mengalami kemajuan, sehingga membawa
pengertian ke dua hal:
1. Pergantian progresif pada kondisi
tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu dari habitat yang ekstrim ke
optimum untuk pertumbuhan vegetasi.
2. Pergantian progresif dalam bentuk
pertumbuhan (life form).
Proses Suksesi Selalu Progressif dalam
Kondisi Tanah Dan Life Form
Kecepatan
suksesi
Kecepatan suksesi ekosistem dipengaruhi
berbagai faktor, diantaranya, yaitu :
1. Luas komunitas asal yang rusak karena
gangguan
2. Jenis tumbuhan yang terdapat
disekitar daerah yang terganggu
3. Kehadiran pemancar biji benih
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang
membantu menyebarkan biji, spora, dan benih secara curah hujan
5. Macam – macam substrat baru yang
terbentuk
6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada
disekitar tempat terjadinya suksesi
Macam
suksesi
1.
Suksesi Primer
Perkembangan vegetasi mulai dari habitat tak
bervegetasi hingga mencapai masyarakat yang stabil dan klimaks
Suksesi primer terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara
total sehingga terbentuk habitat baru
Gangguan tersebut dapat terjadi secara
alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa
tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu
bara, timah, dan minyak bumi).
Suksesi sekunder
Terjadi apabila
klimaks atau suksesi yang normal terganggu atau dirusak. Di habitat tersebut
masih ada substrat hidup atau organisme yang lama. Gangguan bisa karena
perladangan, kebakaran kecil-sedang, illegal logging
Jenis vegetasi
beberapa bulan pasca forest fire
Vegetasi rumput
dan semak kecil/terna:
-imperata cylindrical (alang-alang)
-Amaranthus (bayam)
-Mimosa
Agregatum dan Physalis (ceplukan)
Disusun oleh :
-Lantana camara, Eupatorium, Piper aduncum,
Tetracera dan Blumea
Fase permulaan
Setelah
penggundulan hutan, dengan sendirinya hampir tidak ada biomasa yang tersisa
yang mampu beregenerasi. Tetapi, tumbuhan herba dan semak-semak muncul dengan
cepat dan menempati tanah yang gundul.
Fase awal/muda
Kurang dati satu
tahun, tumbuhan herba dan semak-semak digantikan oleh jenis-jenis pohon pionir
awal yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pertumbuhan tinggi yang cepat,
kerapatan kayu yang rendah, pertumbuhan cabang sedikit, daun-daun berukuran
besar yang sederhana, relatif muda/ cepat mulai berbunga, memproduksi banyak
benih-benih dorman ukuran kecil yang disebarkan oleh burung-burung, tikus atau
angin, masa hidup yang pendek (7-25 tahun) berkecambah pada intensitas cahaya
tinggi, dan daerah penyebaran yang luas. Kebutuhan cahaya yang tinggi
menyebabkan bahwa tingkat kematian pohon-pohon pionir awal pada fase ini sangat
tinggi, dan pohon-pohon tumbuh dengan umur yang kurang lebih sama . walaupun
tegakan yang tumbuh didominasi oleh jenis-jenis pionir, namun pada tegakan
tersebut juga dijumpai pohon-pohon pada fase berikutnya, yang akan tetapi
segara diganti atau ditutupi oleh pionir-pionir awal yang cepat tumbuh.
Fase dewasa
Setelah
pohon-pohon pionir awal mencapai tingi maksimumnya, mereka akan mati satu
persatu dan secara berangsur-angsur digantikan oleh pioner-pioner akhir yang
juga akan membentuk lapisan pohon yang homogen (Finegan 1992). Secara garis
besar, karakter-karakter pionir-pionir akhir yang relatif beragam dapat
dirangkum sebagai berikut: walaupun sewaktu muda mereka sangat menyerupai
pionir-pionir akhir lebih tinggi, hidup lebih lama (50-100 tahun), dan sering
mempunyai kayu yang lebih padat.
Fase klimaks
Pionir-pionir
akan mati satu persatu setelah seratus tahun (Liebermann & Liebermann 1987)
dan berangsur-angsur digantikan oleh jenis yang tahan naungan yang telah tumbuh
dibawah tajuk-tajuk pioner akhir. Jenis-jenis ini adalah jenis-jenis pohon
klimaks dari hutan primer, yang dapat menunjukkan ciri-ciri yang berbeda.
Termasuk dalam jenis-jenis ini adalah jenis-jenis kayu komersial yang bernilai
tinggi dan banyak jenis lainnya yang tidak (belum) memiliki nilai komersial
perlahan-lahan suatu kondisi keseimbangan yang stabil (steady-state) mulai
terbentuk, dimana tanaman-tanaman yang mati secara terus-menerus digantikan
oleh tanaman yang baru atau permudaan yang baru. Areal basal dan biomassa hutan
primer semula dicapai setelah 50-100 tahun (Riswan et al. 1985) atau 150-23-
tahun (Saldarrianga et al. 1988) setelah itu tidak ada biomassa tambahan yang
terakumulasi lagi. Namun, permudaan lubang/ celah tajuk yang khas terjadi pada
hutan-hutan tropik basah biasanya memerlukan waktu selama 500 tahun (Riswan et
al. 1985)
Suksesi standar yang
dijelaskan di atas adalah suatu contoh gambaran yang sangat skematis dari
proses-proses suksesi yang sangat kompleks dan beragam. Walaupun kebanyakan
suksesi mengikuti pola seperti yang
dijelaskan di atas, pada kenyataannya di alam beberapa tahap suksesi sering terlampau,
atau berbagai proses suksesi muncul secara bersamaan dalam susunan seperti
mosaik. Suatu situasi khusus terjadi, bila permudaan dari jenis pohon klimaks
tetap hidup atau terdapat di seluruh areal setelah atau walaupun terjadi
gangguan uang menyebabkan penggundulan hutan tersebut. Dalam hal ini, seluruh
fase suksesi akan dilalui oleh komunitas tumbuhan tersebut, dan sebagai
akibatnya yang terjadi hanyalah perubahan struktur hutan.
Komentar
Posting Komentar