HUTAN SEBAGAI MASYARAKAT TUMBUH-TUMBUHAN
Hubungan Tumbuh-tumbuhan dalam masyarakat
Masyarakat hutan: sekelompok tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon
yang menempati suatu tempat tumbuh/habitat, dimana terdapat hubungan timbal
balik antara tumbuh-tumbuhan itu satu sama lain dengan lingkungannya
PROSES-PROSES EKOLOGI YANG MENGGAMBARKAN
HUBUNGAN TETUMBUHAN DALAM MASYARAKAT HUTAN
1.
Persaingan
2.
Stratifikasi/pelapisan
tajuk
3.
Hubungan
ketergantungan
PERSAINGAN
1.
Persaingan:
Persaingan antara individu-individu dari suatu jenis (spesies) atau berbagai
jenis.
Menyebabkan: terbentuknya susunan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang
tertentu bentuknya, macam dan banyaknya jenis dan jumlah individunya sesuai
dengan keadaan tempat tumbuhnya.
Allelopathy, berupa:
1.
Keluarnya
zat dari akar untuk menghambat pertukaran dari tanaman sejenis atau tanaman
lain.
2.
Tanaman
mengeluarkan zat pada daun yang kemudian tercuci air hujan, zat ini dapat
menghambat pertumbuhan dari tanaman lain.
3.
Tanaman
mengandung suatu zat yang pada waktu hidup tidak bereaksi apa-apa tetapi jika
tanaman mati, zat akan lepas, terurai di dalam tanah secara kimiawi atau dengan
mikroorganisme
Senyawa kimia allelopathy adalah : phenolic, terpenes, alkaloids, asam
benzoat, dll
Allelopathy through root
exudation
Allelopathy from leaf leaching
allelopathy dari pembusukan akar helianthus dan agrophyron
Allelophaty, contoh jenis:
1.
Pinus merkusii, guguran daunnya dapat menghambat pertumbuhan
jenis-jenis lain.
Hanya jenis-jenis tertentu yang bisa bertahan
misalnya Kirinyuh (Eupatorium odoratum)
2.
Alang-alang,
di padang alang-alang Pleihari Kalsel yang dapat rumbuh hanya jenis laban (Vitex pubescens)
3.
Pisang (Musa spp), rumpun pisang akan melebar ke
tepi karena pangkal pisang akan membusuk mengeluarkan zat yang beracun bagi
jenisnya sendiri.
Allelopathy dari guguran daun pinus
Kirinyuh adalah tumbuhan bawah yang tahan
terhadap alelopati daun pinus
Pohon leban (Vitex pubescens) tahan terhadap alelopati alang-alang
Eucalyptus adalah jenis pohon yang bersifat
alelopati
Eucalyptus
globulus
Stratifikasi
2.
Stratifikasi
Dalam masyarakat hutan, sebagai akibat
persaingan jenis-jenis tertentu lebih berkuasa (dominan) dari pada yang lain.
Pelapisan tajuk secara vertical.
Setiap lapisan disebut strata
Strata terbentuk karena persaingan antara
tumbuhan sehingga terbentuk spesies dominan dan akibat sifat toleransi spesies
pohon terhadap intensitas radiasi matahari
Contoh:
Hutan hujan di Wai Kambas Lampung, didominasi
oleh jenis-jenis Shorea leprosula dan
S. ovalis. Kedua jenis ini hanya
terdapat pada stratum A, juga volume kayunya terbesar.
Stratifikasi tajuk hutan hujan tropikal:
1.
Stratum A:
lapisan teratas, terdiri dari pohon-pohon yang tinggi totalnya > 30 m.
biasanya tajuk diskontinu, batang tinggi dan lurus, batang bebas cabang tinggi.
Jenis-jenis pohon dari stratum ini pada waktu mudanya, tingkat semai hingga
sapihan (seeding sampai sapling), perlu naungan sekadarnya, tatapi untuk
pertumbuhan selanjutnya perlu cahaya yang cukup banyak.
2.
Stratum B:
terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 20-30 m, tajukanya pada umumnya
kontinu, batang pohon biasanya banyak bercabang, batang bebas cabang tidak
terlalu tinggi. Jenis-jenis pohon dari stratum ini kurang memerlukan cahaya
atau tahan naungan (toleran).
3.
Stratum c:
terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 m, tajuknya kontinu. Pohon-pohon
dalam stratum ini rendah, kecil, banyak bercabang.
4.
Stratum D:
lapisan perdu dan semak, tingginya 1-4 m.
5.
Stratum E:
lapisan tumbuh-tumbuhan penutup tanah (ground cover), tingginya 0-1 m.
Stratifikasi vertikal
Stratifikasi vertikal
Hutan tropis amazon
Zingiberaceae pada stratum E
Tumbuhan penyusun stratum E
Selaginela
Jenis rumput berdaun lebar di lantai hutan (E)
Di hutan Wai Kambas Lampung:
Stratum A yang tingginya > 30 m terdiri dari jenis S. leprosula, Dipterocarpus gracilis,
Canarium littorale, C. denticutalum, Horsfiekdia glabra dan Albizia
lebbeckioides.
Stratum B yang tingginya 15-30 m diisi oleh jenis Glochidion borneense, Tricalysia sp., Eugenia spp., Gluta renghas,
Toona sureni, Irvingia malayana dan Terninalia citrina.
Stratum C yang tingginya 5-15 m terdiri dari jenis Mallotus subpeltattus, Eurycoma longifolia, Baccaurea racemosa dan
Antidesma spp.
Richards (1952), hutan-hutan hujan di Guyana, Nigeria dan Kalimantan Utara,
menyatakan bahwa dalam hutan hujan campuran (mixed rainforest) tinggi rata-rata stratum A dapat bervariasi
antara 30-42 m, stratum B antara 18-27 m, dan stratum C antara 8-14 m.
Hubungan ketergantungan (dependence)
1.1
komensalisme
1.
spesies
pertama sebagai komensal mendapat keuntungan, spesies kedua sebagai inang tidak
berakibat apa-apa (+ 0)
2.
liana,
epifit yang banyak di hutan tropis (vickery, 1984)
ikan hiu dan ikan remora
Liana dan epifit
Liana: tumbuhan yang berakar pada tanah, tetapi
batangnya membutuhkan penopangan dari tumbuhan lain agar dapat menjulang dan
daunnya memperoleh cahaya matahari maksimum
Epifit: tumbuhan yang hidupnya menempel pada
tumbuhan lain sebagai penopang, tidak berakar pada tanah, berukuran lebih kecil
dari tumbuhan penopang atau inang
Keuntungan epifit adalah hara dan air dari
deposit humus dan air yang menetes dari tajuk tumbuhan penopang
1.
perambat/leaners
tetumbuhan yang
tidak punya perlengkapan khusus untuk berpegangan pada tumbuhan penopang
2.
liana
berduri / thorn lianas
duri berujuan
membantu liana menjangkau pada tumbuhan penopang
3.
pembelit/
twiners
herba yang
seluruh batangnya membelit mengelilingi batang tumbuhan penopang
4.
liana
bersulur / tendril lianas
Epifit
1.
vickery
(1984): 33 famili tumbuhan berbunga hidup berasosiasi dangan epifit. Epifit
juga hidup bersama semak, liana.
2.
Richard
(1952 diacu dalam Soerianegara dan Indrawan, 1982) > 19% pohon hutan hujan
tropis berasosiasi dengan epifit
3.
Epifit
tumbuh berlimpah di cabang pohon yang mendapatkan hara dan air dari aliran
batang dan cabang
1.
Araceae
(Anthurium)
Araceae
2.
Orchidaceae
3.
Bromeliaceae
4.
Rubiaceae
(Ixora spp)
5.
Asplenium
nidus
1.2
amensalisme
1.
spesies
atau populasi pertama tidak apa-apa, sedangkan spesies atau populasi kedua
terhambat (0 -)
2.
contohnya
adalah interaksi antar dua jenis tumbuhan dimana tumbuhan pertama mengeluarkan
bahan kimia/exudats (allelopathy) yang merugikan tumbuhan kedua
Acacia
mangium
1.3
mutualisme
1.
interaksi
yang menguntungkan kedua belah pihak, dan asosiasi ini merupakan keharusan (+
+)
2.
mikoriza:
asosiasi antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi
Jenis pohon hutan tropis yang bersimbiosis
dengan mikoriza
1.
Pinus spp., Eucaliptus spp., Dipterocarpaceae, Tectona grandis, Agathis spp., Araucaria cunninghamii, Leucaena
leucacephala
2.
Simbiosis
ini harus terjadi karena tanah di hutan tropis kebanyakan miskin hara
Nodul akar atau bintil akar
1.
nodul akar
adalah simbiosis mutualisme antara bakteri penambat nitrogen (Rhizobium spp) dengan akar tumbuhan (leguminosae, Podocarpus spp, casuarina spp.
Pinus spp. Ginkgo spp.
Secara umum tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3)
nitrit (NO2) dan amonia atau ion amonium (NH4+) dari
cairan tanah. Bekteri bintil akar membantu tumbuhan untuk mengikat nitrogen
bebas (N2 , diazo) di udara lalu mereduksi menjadi amonia, untuk
kemudian diasimilasi menjadi asam amino (penyusun protein), nukleotida
(penyusun DNA dan RNA), dan senyawa-senyawa lain seperti vitamin, flavon, dan
fitohormon. Proses ini terjadi didalam bintil-bintil akar, tepatnya di
simbiosom, suatu ruang khusus dalam sel yang terbebas dari oksigen karena
oksigen diikat oleh senyawa mirip myoglobin pada hewan yang disebut
leghemoglobin (disebut demikian karena warnanya juga kemerahan)
Mekanisme penambatan nitrogen
Adanya bakteri menyebabkan rambut akar menggulung. Sejalan dengan
masuknya bakreri akar membentuk benang infeksi yang di dalamnya ada bakteri
bintil. Benang infeksi terus berkembang sampai di korteks dan mengadakan
percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan korteks membesar yang dapat
dilihat sebagai bintil. Di tempat ini terjadi fiksasi N.
Pemangsaan dan parasitisme
Pemangsaan dapat mempengaruhi struktur komunitas
Komentar
Posting Komentar