JABON
( Anthochepahalus cadamba )
Dosen
Pengampu :
Dr.
Forst. Bambang Irawan, S.P.,M.Sc.
Rike
Puspitasari Tamin, S. Hut. MSi
Suci
Ratna Puri, S.P.,M.Si
Kelompok
1
Hari Darmawan D1D016002 Ulfa Rizkiyani D1D016037
Nilam Purnama Sari
D1D016009 Hafiz Taufiqul Zulton D1D016045
Nurli Sitohang D1D016015 Andre Buntoberi D1D016206
Robert Tua Barasa D1D016020 M.
Eko Wahyudi D1D016236
Tri Rahmatullah D1D016026 Khoirun Nisa D1D016238
Bethi Kumala D1D016031
PROGRAM
STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN UNIVERSITAS JAMBI
2018
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Taksonomi,
Penyebaran dan Morfologi Jabon ( Anthocephalus
cadamba )
2.2 Perbanyakan Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kayu yang berasal dari hutan alam
saat ini sudah tidak bisa diharapkan untuk menopang kebutuhan di pasar lokal,
domestik dan internasional. Awalnya kayu yang diperoleh dari hutan alam mampu
menghasilkan jutaan meter kubik, namun saat ini kebutuhan akan pasokan kayu,
sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan tegakan-tegakan dari hutan alam.Produktivitas
hutan alam mengalami penurunan dari tahun ke tahun akibat penebangan liar,
kebakaran hutan dan berkurangnya luas kawasan hutan karena konversi lahan hutan
menjadi areal pemukiman, perkebunan dan pertanian (Mulyana, dkk. 2010).
Sementara itu kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun terus mengalami
peningkatan, bahkan hampir setengah dari kebutuhan kayu nasional di Indonesia
masuk ke industry pembuatan kayu lapis (plywood). (Trubus, 2010).
Pohon Jabon adalah peluang usaha dan
investasi menguntungkan, merupakan tanaman bahan baku industri yang sangat
berkualitas bahkan jika dibandingkan dengan tanaman/pohon albizia atau sengon.
yang saat ini masih merupakan bahan baku dasar yang umum digunakan pada
industri-industri kayu olahan, seperti: plywood, blockboard, particle board,
hingga peti kemas.
Dibandingkan
dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu yang
pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinders dan lurus, kayunya berwarna
putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan untuk
pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian. Jabon Antocephalus cadamba
Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat
tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada :Ketinggihan 10-2000m
dpl, Curah hujan 1250-3000 ml/th, Perkiraan suhu 100 C 400 C, Kondisi tanah
dengan PH 4,5 7,5.
1.2 Tujuan
a. Untuk
menngetahui klasifikasi dan morfologi Jabon
b. Untuk
mengetahui potensi jabon
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi, Penyebaran dan Morfologi Jabon ( Anthocephalus cadamba )
Kingdom :
Paltae
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (berbiji)
Divisi :
Magnoliophyta (berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (dikotil)
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo :
Rubiales
Famili :
Rubiaceae (kopi-kopian)
Genus :
Anthosephalus
Spesies :
Anthocephalus cadamba
Jabon adalah
Tanaman Kayu Keras yang cepat tumbuh, Tanaman Jabon termasuk famili Rubiaceae
ini tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1000 meter dari permukaan laut. Jabon tumbuh di wilayah Asia.
Pohon ini terdapat di wilayah Asia Selatan
hingga Papua Nugini. Morfologi jabon adalah
pengetahuan tentang bentuk pohon jabon, biasanya menyakut batang, daun, bunga
digambarkan sebagai berikut.
1.
Batang
Jabon merupakan
salah satu jenis pohon gugur daun (deciduos).
Tinggi jabon dapat mencapai 40-45 meter dengan tinggi bebas cabang (TBS) 30
meter dan diameter batang setinggi dada (DBH) 100- 160 cm, pertambahan tinggi berkisar 3-6 /tahun. Secara fisik batang pohon jabon berdiri tegak lurus berbentuk silendris, berbanir dengan
percabangan mendatar. Permukaan batang licin berwarna putih. Kulit luar batang
ketika masih muda berwana putih kehijauan tanpa alur, tetapi setelah
pertambahan umur pohon, batang pohon jabon akan berubah warna
manjadi kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal. Kulit batang
tidak mengelupas, namun mudah dikupas. Tajuk pohon jabon tinggi namun
tidak lebat, cabang-cabang primer agak mendatar. Cabang-cabang bawah akan
mengalami perontokan secara alami. Batangnya
bebas cabang sampai 60% dari keseluruhan tinggi batang. Pohon Jabon usia 6 tahun sudah dapat di panen
(Dadan Mulyana et al, 2011).
2. Daun
Daun
berwarna hijau terang hingga tua, halus dan tidak terlalu kesat seperti jati .
Daun jabon berukuran 15 – 50 cm x 8 – 25 cm dengan panjang tangkai 2,5 – 6 cm.
Di awal pertumbuhannya, yakni 2-3 bulan setelah tanam, pada tanah yang subur
dan cukup air daun jabon dapat berkembang hingga berukuran panjang 68 cm dan
lebar 38 cm. Permukaan daun jabon tidak berbulu atau kadang-kadang di sebelah
bawah pada tulang daun terdapat rambut halus yang mudah lepas dan bertulang
daun sekunder jelas (10-12 pasang). Daun jabon merupakan daun tunggal. Bentuk
tajuk tanaman jabon seperti payung dengan sistem percabangan melingkar, daunnya
tidak lebat ( Irdika Mansur dan Faisal Danu Tuheteru, 2010 ).
3. Bunga dan buah
Pada umumnya
pohon jabon berbunga pada umur 4-5 tahun. Musim berbungan biasanya pada bulan
bulan Januari—Juni dan akan masak pada bulan Maret—Juni. Bunga kepala berukuran
besar (4,5−6,0 cm), lidah daun kelopak letaknya tegak, berdaging, dan pada
ujungnya berbulu. Daun mahkota pada bunga jabon seluruhnya tidak berbulu.
Penyerbukan pada bunga umumnya terjadi pada awal pagi hari, yakni ketika
produksi absolut polen per bunga sebanyak 4.566 butir dengan ukuran 19,3 x 20,2
μm. Beberapa jenis polinator yang biasanya membantu penyerbukan bunga jabon
adalah lebah madu (Apis spp.), kupu-kupu, thrips, dan megachile.
Buah jabon
berbentuk bulat dengan ukuran 4,5-6 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat
banyak layaknya buah majemuk seperti keluwih/nangka yang berukuran kecil dengan
bagian tengah padat dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji
tersebut berisi banyak biji.
4. Biji
Ukuran biji
jabon kecil sekali, ada yang menulis jumlah biji kering per kg sekitar (18
– 26 juta /kg) atau sekitar 23.707.000/liter. Ukurannya yang kecil
tersebut menyebabkan benih jabon mudah terbawa oleh angin dan air.
Bila
digambarkan, buah jabon seperti buah nangka yang merupakan buah majemuk, dimana
bagian tengah dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut
berisi kumpulan biji. Buah jabon mengandung biji yang ukurannya sangat kecil
dan bila dikeringkan dapat bertahan selama satu tahun dalam wadah penyimpanan (Dadan
Mulyana et al, 2010).
2.2 Perbanyakan Tanaman Jabon (Anthocephalus
cadamba)
Jabon telah diketahui sejak lama
karena diluar Indonesia jabon merupakan jenis pohon budi daya dan komersial,
khusunya di India. Dalam budidaya , tanaman ini dikenal cukup mudah karena
tidak menuntut banyak perlakuan khus. Jabon dapat diperbannyak dengan berbagai
cara, baik secera generatif maupun vegetatif
1.
perbanyakan secara generatif
Secara generatif yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji.
Kelebihan dari perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
·
Dapat dikerjakan dengan mudah
·
Biasanya lebih sehat dan hidup
lebih lama
·
Memungkinkan diadakan
perbaikan – perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
·
Benih lebih mudah disimpan dan
dan dikirimkan.
·
Tanaman mempunyai perakaran
tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan
rebah.
2.
Perbanyakan seecara vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian dari tanaman, baik cabang, ranting, daun, batang, tunas,
akar maupun daun. Cara perbanyakan ini dapat dilakukan dengan cara mencangkok,
menyetek, okulasi, merunduk, dan sambung seperti tanaman jabon. Keuntungan dari
perbanyakan tanaman sistem ini adalah sifat induknya sama dengan hasil
turunannya. Sedangkan alasan lain dari perbanyakan secara vegetatif adalah :
·
Tanaman tidak menghasilkan
atau sedikit menghasilkan biji.
·
Biji yang dihasilkan oleh
tanaman sukar berkecambah.
· Tanaman yang diperbanyak
secara vegetatif akan lebih cepat berbuah dibandingkan dengan tanaman yang
berasal dari biji .
·
Tanaman akan lebih kuat bila
disambungkan pada batang jenis lain.
·
Tanaman lebih ekonomis bila
diperbanyak dengan vegetatif.
·
Tanaman lebih tahan suhu
dingin bila disambungkan pada batang jenis tanaman lain.
Perbanyakan vegetatif tidak hanya menyetek, mencangkok dan menyambung saja
tetapi masih ada cara-cara lainnya. Secara garis besar perbanyakan vegetatif
dibagi :
·
Perbanyakan vegetatif dengan
menggunakan bagian-bagian khusus tanaman ( tidak terjadi perbaikan sifat
tanaman )
·
Perbanyakan vegetatif secara
buatan ( tidak perbaikan sifat tanaman ,contoh dengan stek,dan mencangkok )
·
Perbanyakan vegetatif secara
buatan ( dapat memperbaiki sifat tanaman contoh dengan menyambung ).
2.3 Potensi Tanaman Jabon
Jabon
merupakan jenis tanaman kayu yang
beprospek baik karena pangsa pasarnya cukup baik untuk dikembangkan sebagai
hutan tanman industri, hutan tanaman rakyat
di kawasan hutan Pemerintah , maupun hutan rakyat di lahan milik pribadi karena bernilai
ekonomis tinggi dengan daur relatif singkat dengan pertumbuhan riap rata-rata
per tahun relatif tinggi , dan kulitas kayunnya baik. Selain itu, permintaan
pasar cukup tinggi, untuk keperluan domestik maupun ekspor. Untuk memenuhi
kebutuhan industri kayu pertukangan , kayu jabon dapat diperoleh dari pohon
jabon umur 5-10 tahun, sedangkan untuk bahan baku industri pulp , kayu jaboon
dapat dipanen dari pohon jabon umur 4-5 tahun setelah tanam.
1. Untuk
pengembangan hutan tanaman
Terdapat
beberapa keuntungan dari penggunaan jabon sebagai tanaman jenis lokal untuk
pengembangan hutan tanaman, diantaranya sebagai berikut :
a. Bila
tumbuh di habitat alaminya, memungkinkan akan tumbuh baik di hutan tanaman.
b. Telah
beradaptasi denngan lingkungannya dan merupakan
niche ecology bagi berbagai
flora dan fauna. Dengan demikian, jenis ini relatif tidak peka terhadapa
serangan hama dan penyakit karena telah ada predatornya.
c. Walaupun
dalam monokultur untuk konservasi flora dan fauna.
d. Kegunaan
kayunya telah diketahui oleh masyarakat karena jenis ini memiliki banyak
manfaat, baik secara ekonomi maupun ekologi.
2. Bahan
baku industri kayu dan pertukangan
Jabon
merupakan tanaman yang menghasilkan kayu. Sebagai bahan baku dalam industri
kayu, pemanfaatan kayu jabon cukup luas dan diantaranya kayu jabon paling cocok
digunakan sebagai eleman konstruksi ringan seperti rusuk pada atap dan daun
jendela. Hal ini karena kepadatan kayu jabon rendah (0,42 g/cm3).
Bobot jenis kayu jabon berkisar 0,42 dan kandungan selulosanya tinggi 52,40 %.
Dengan bobot jenis kayu yang rendah tersebut, kayu jabon akan menghasilkan pulp
dalam jumlah yang relatif banyak.Di industri perkayuan, jabon kerap kali
dimanfaatkan untuk pembuatan kayu lapis ( plywood),
papan balok (laminated board, block board),
papan serat (fiber block), dan papan
partikel (particle board) (Mody
Lempang, 2014).
3. Potensi
lainnya pohon jabon
Di
Indonesia pohon jabon pemanfaatan nya masih terbatas pada kayunya, namun di
India bagian dari tanaman jabon, seperti bunga, buah, dan kulit, serta akarnya ternyaya sudah dimanfaatkan secara komersial. Daun jabon digunakan
sebagai obat pelangsing dan obat kumur. Ekstrak daun jabon mengandung senyawa-
senyawa kimia bersifat antimikroba. Daun jabon juga dapat dipakai sebagai
tempat alas makanann (pengganti piring), sementara daun mudanya dapat dijadikan
sebagai pakan ternak. Di alam , daun jabon disukai oleh rusa dan banteng. Hal
ini tentu menjadi alternatif jenis pakan yang dapat diberikan pada ternak,
khususnya ketika musim kemarau datang, saat rumput rumput telah mengering.
Di India, bunganya dan buah jabon
dimakan atau dikomsumsi sebagai bahan obat-obatan. Bungan jabon juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber parfum khas India yang disebut ‘attar’. Selain itu,
pohon jabon juga menjadi salah satu jenis yang bunganya dikembangkakn untuk
mendukung usaha lebah madu. Getah kuning dari kulit akar dapat digunakan
sebagai bahan celupan pewarna kuning yang dapat dimanfaatkan dalam usaha
kerajinan tangan. Kulit kayu yang telah telah kering dapat dimanfaatkan untuk
mengobati demam dan sebagai obat kuat. Di india, campuran bubuk kulit kayu
jabon denngan kulit batang mangga (Mangifera
indica) dan tanaman sejenis meranti (Shorea
robusta)dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kolera dan stroke, sedangkan
seduhan kulit batagnya dipercaya dapat mnyembuhkan penyakit disentri (Irdika
Mansur dan Faisal Danu Tuheteru, 2010 ).
Selain keuntungan ekonomis secara ekologis penanaman intensif dan
ekstensif dengan jenis jabon juga dapat memberikan keuntungan lain, misalnya
sebagai berikut.
a. Penanaman
jenis jabon yang cepat tumbuh mempercepat pembentukan vegetasi hutan tanaman .
b. Memiliki
potensi dalam hal mengatur tata air dan menahan erosi tanah .
c. Meningkatkan
produktivitas lahan karena pohon jabon dapat dipakai sebagai pohon peneduh
tanaman lain, terutama untuk jenis Dipterocarpaceae, tanaman reboisasi, dan
tanaman agroforestri yang memang membutuhkan naungan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan
adanya pelarangan penebangan kayu dari hutan alam dan kebutuhan kayu semakin
besar maka jabon merupakan salah satu alternatif dengan menerapkan hutan rakyat.
Jabon memiliki keunggulan diantaranya biaya penanaman dan perawatan cukup murah
selain itu Pertumbuhan pohon jabon
sangat cepat bila dibandingkan dengan jenis kayu keras lainya : Diameter batang
dapat tumbuh berkisar 10 cm/th, Masa produksi jabon yang singkat hanya 4-5
tahun, Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus, Tidak
memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri
self pluring.
Dari referensi Direktorat Bina Usaha
Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan, dimana perusahaan (PT. Intraca, Tarakan,
Kaltim) dalam satu kasus 1 Ha kayu jabon dapat menghasilkan 136 juta dengan
daur 6 tahun. Hal ini sangat menggiurkan sehingga masyrakat dianjurkan mengusahakannya untuk kesejahteraan selain
itu juga kayu nya dapat menyerap karbon untuk perbaikan lingkungan.
Daftar
Pustaka
Lempang, M. 2014.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea :
Sifat Dasar dan Potensi Kegunaan Kayu Jabon Merah vol 3
No.2 hal 163-175
Mulyana, Dadan dkk. 2010.
Bertanam Jabon. Jakarta : Penerbit PT
AgroMedia Pustaka
Mulyana, Dadan dkk.
2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Bertanam
Kayu Jabon. Jakarta
: Penerbit PT AgroMedia Pustaka
Mansur, Irdika dan Faisal
Danu Tuheteru. 2010. Kayu Jabon. Bogor : Penerbit Penebar
Swadaya
Komentar
Posting Komentar