Siklus Nutrisi, Bahan Organik
Tanah, Fiksasi Nitrogen dalam agroforestry
Hubungan tanah-tanaman-hara-air; bagian paling dinamis
Definisi siklus hara: perpindahan hara yang kontinu dari tanah ke
tanaman dan kembali ke tanah (melibatkan pelapukan mineral tanah, aktifitas
biota, dan transformasi lain)
3 kelompok unsur hara:
1.
Hara
primer :N, P, K
2.
Hara
sekunder :kalsium, magnesium, dan sulfur
3.
Mikro hara :Boron, Chlorin, Cobalt, Copper, Iron,
Mangan, Molibedenum, Zinc
Gambar sederhana siklus hara dalam ekosistem hutan alam (Nair, h.278)
Perbandingan siklus hara pada ekosistem hutan,
sitem pertanian dan sitem agroforestry
(Nair, p284)
(Young, p.119)
Pengaruh sistem AF terhadap siklus hara
·
Peningkatan
daya tangkap hara (Nutrient pumping)
·
Peningkatan
fiksasi N (chapter 17)
·
Pengurangan
kehilangan unsur hara melalui konservasi tanah (chapter 18)
·
Penembahan
jumlah hara melalui mineralisasi bahan organik
BOT
Apasih bot itu?
Seluruh material organik yang ada
di dalam tanah
1.
Material
yang telah terdekomposisi penuh, humus (menyatu menjadi koloid tanah)
2.
Tanaman/jasad
renik dalam berbagai tahapan dekomposisi (serasah)
Peran BOT
1.
Memelihara
kondisi fisik tanah termasuk kapasitas pengikatan air
2.
Dalam
sistem low input; BOT menyediakan suplay hara agar seimbang, mencegah leaching,
3.
Dalam
sistem medium-high input: BOT meningkatkan penggunaan pupuk secara efisien
melalui pengikatan hara,
Peran pohon dalam sistem AF
terhadap BOT
1.
Penyedia
suplai biomasa (serasah, pangkasan, residu akar)
2.
Mengurangi
laju dekomposisi
3.
Mengurangi
kehilangan BOT
Kajian BO identik dengan kajian
bahan organik karbon
·
Selama
proses konversi serasah-humus, terjadi kehilangan karbon
·
Jumlah
kehilangan karbon:
80-90% untuk bagian atas tanaman
50-80% untuk bagian akar
·
Kajian BOT
didasarkan pada oksidasi bahan organik karbon
Serasah dan dekomposisi
·
“litter
quality” : kandungan hara dan laju dekomposisi
·
“high
quality”:
o
Serasah
dengan kandungan hara (terutama N) tinggi,
o
Mudah
terdekomposisi
o
C/N ratio
rendah
·
“low
quality”:
o
Serasah
dengan kandungan hara rendah,
o
Sulit terdekomposisi
o
Contohnya
bagian kayu berlignin
o
C/N ratio
tinggi
Dekomposisi daun
Jenis
tanaman |
Nilai
waktu paruh (hari) |
Persistency
value terhadap leucaena |
Leucaena leucocephala |
31 |
1 |
Gliricidia sepium |
22 |
0,7 |
Flemingia macrophylla |
53 |
1,7 |
Sumber Yulian fendi
Model kurva
dekomposisi baru (Jama-Adam (1993))
·
Hubungan
karbon tersisa terhadap waktu merupakan garis lurus
·
Memiliki
dua bagian berbeda (fase I-slope tinggi, dan fase II-slope rendah)
·
Fase I
pendek+ waktu paruh pendek
Proses
pemulsaan dengan hasil pruning tanaman MPTS memberikan kontribusi unsur hara
sbb:
pohon
dan Produksi biomassa
4 komponen yang dihitung dalam biomassa (daun,
bagian reproduksi (buah dan bunga), Kayu, akar
Rata-rata produksi biomasa
·
Evergreen
rainforest :rata-rata 20.000 kg/ha.th
(10.000-40.000 kg/ha.th)
·
Semi
deciduous forest :rata-rata 20.000
kg/ha.th (di dataran tinggi lebih rendah)
·
Savanna :lembab 10.000
kg/ha.th-kering 5.000 kg/ha.th
·
Desert
scrub area :≤2.500 kg/ha.th
Data produksi biomasa dari berbagai tanaman
MPTS dalam sistem AF
Peranan
akar
|
Tabel 16.7 Nair p.300
Mengindikasikan
bahwa akar dalam sistem AF memberikan kontribusi lebih besar terhadap biomasa
Fiksasi
nitrogen
Biological
nitrogen fixation (BNF)
·
Major
penelitian pertanian
·
Menawarkan
kesempatan pemanfaatan N atmosfir yang mudah dan ramah lingkungan
·
Terjadi
melalui simbiosis dan non simbiose
·
Sistem
agroforestry menawarkan kesempatan yang unik untuk eksploitasi fiksasi nitrogen
yang berkualitas dari tanaman serba guna
Fiksasi
nitrogen
·
Proses
reduksi N2 menjadi NH4+
·
Hanya
dilakukan mikro organisme prokariot
o
Bakteri
rhizobium dengan legum
o
Frankia
(actinomicetes) dengan non legum
·
Karakteristik
dari tanaman legum (90% mimosoides dan papilionoides, 34% caesalpinoides) dan
pada sebagian kecil non legum
· Crops, cover crops dan tanaman tahunan
·
Tanaman Rhizobial
·
Akar legum
tropis membentuk nodul dengan 2 tipe rhizobium
o
Fast
growing (genus rhizobium);
§ Leuca
leucacephala, Sesbania grandiflora
o
Slow
growing (genus Bradyrhizobium):
§ Acacia
mearnsii atau A. albida
·
Kombinasi
keduanya: Acacia seyal
Acacia
Acacia albida dengan Bradyrhizobium
A.
Senegal, A. nilotica, A. tortilis dengan Rhizobium
A. cauriculiformis dan A. mangium : pengikat
nitrogen yang baik
A. Mearnsii dengan Bradyrhizobium :200 kg N/Ha/Th (pH tanah tidak , 4,5)
Albizia
·
Ada
sekitar 100 spesies tersebar di Afrika, Asia dan Amerika tropis
·
2 spesies A. lebbeck dan A. falcataria (Paraserianthes
falcataria) sebagai tanaman yang memperbaiki tanah karena nodulnya sangat
melimpah
·
P. falcataria: nodulnya melimpah dengan kapasitas fiksasi N yang baik, bagaimanapun
karena itu sangat menuntut banyak di dalam persyaratan tanah. Pada tanah yang
tidak subur maka fiksasi N nya juga sedikit.
o
Calliandra calothyrsus
§ Erythrina
: 60 kg N/Ha Th
o
Gliridia sepium : 13 kg N/Ha/Th
§ Inga
jinicull
o
Leucaena leucephala: 100-500 kg N/Ha/Th
§ Mimosa
scabrella
o
Sesbania grandiflora
Tanaman Actinorhizal
·
± 200 Tanaman Non Legum : 19 genera dan 9 famili
bersimbiose dengan Frankia
·
Terutama
pada Alnus, Casuarina dan Allocasuarina
·
Tanaman
lalin: Coriaria (192 kg N/Ha/Th)
Alnus acuminate (syn. A.
jorullensis)
Casuarinaceae
Casuarina:
·
Casuarina cunninghamiana, C. equissetifolia, C.junghuhniana
(C.montana) C. glauca, C. obesa, C. oligodon
Allocasuarina:
·
A. decaisneana, A. fraseriana, A. littoralis,
A. torulosa,A. strica (syn Casuarina veticillata)
Gymnostoma:
·
G. deplancheana, G. papuana, G. rumphiana
PENGUKURAN FIKSASI NITROGEN:
·
METODE
SELISIH (NITROGEN DIFFERENCE)
·
METODE
REDUKSI ACETYLENE (REDUCTION OF ACETYLENE)
·
METODE
PENGAYAAN 15N (15N ENRICHMENT)
·
METODE
KELIMPAHAN 15N ALAMI (NATURAL 15N ABUNDANCE)
·
15N DEPLETED MATERIAL
·
ANALYSIS
OF NITROPENGUKURAN GEN SOLUTE IN THE XYLEM SAP
Pengukuran Fiksasi
Nitrogen dari beberapa Spesies Berkayu yang sesuai untuk sistem Agroforestry
spesies |
Fiksasi N2 (kg/ha/th) |
reference |
Acacia mearnsii |
200 |
Dommergues (1987) |
Casuarina equisetifolia |
60-100 |
Dommergues (1987) |
Erythrina poeppigiana |
60 |
Escalante et al. (1984) |
Acacia albida |
20 |
Nair (1984) |
Gliricidia sepium |
13 |
Roskoski et al. (1982) Szott et al. (1991) |
Inga jinicuil |
35-40 |
Roskoski et al. (1982) |
Leucaena leucocephala |
100-500 |
Hogberg and Kvarnstrom (1982);
Sanginga et al. (1985) |
Sesbania rostrata |
83-109 |
Peoples and Herridge (1990) |
TEKNOLOGI PEANFAATAN POHON PEMFIKSASI N DALAM
AGROFORESTRY
Pemilihan Jenis dan
Provenan dari Pohon Pemfiksasi N
1.
Jenis-jenis
potensial dengan Fiksasi N yang tinggi (100-300 N kg/ha/th dan lebih):
Acacia mangium, Casuarina
equisetifolia, Leucaena leucephala
a.
Intoleran : L. leucephala, Calliandra calothyrsus
b.
Toleran : A. mangium
2.
Jenis-jenis
potensi dengan fiksasi N rendah (, 20 kg N kg/ha/th):
Acacia albida, A. raddiana, dan A. senegal
Inokulasi
dengan Rhizobium dan Frankia
·
Inokulasi
tanama inang dengan tanah atau nodul yang dihancurkan
·
Resiko
kontaminasi patogen tinggi:
Rhizoctonia sloani atau
Pseudomonas solanacearum pada C.
equisetifolia Nematoda pada Acacia
·
kultur
murni Frankia
·
inokulasi
Rhizobium untuk seedling: pada saat benih di semai atau benih dicampur langsung
dengan inoculum
·
equivalent
dengan pemberian pupuk urea 150 kg/ha
inokulasi dengan cendawan mikoriza
·
meningkatkan
penyerapan P dan Zn, Cu, Mo dan K
·
selalu
berasosiasi dengan tanaman pemfiksasi N
·
ektomikoriza
dan endomikoriza
pemupukan
kontrol kemasaman tanah
·
berhubungan
dengan faktor toksik AI dan atau Mn dan Defisien Ca & Mo
·
mempengaruhi
tanaman inang dan simbiose mikroorganisme
·
pemberian
kapur atau bahan organik
TREND DALAM PENELITIAN FIKSASI N2
DI MASA DEPAN DALAM AGROFORESTRY
·
STRAIN
RHIZOBIUM
·
STRAIN
FRANKIA
·
TANAMAN
INANG
·
GENETIK
·
STRESS
LINGKUNGAN
CONCLUSION
1. Pohon bukan merupakan satu-satunya sumber
penambahan bahan organik atau biomass
2. Ada komponen tanaman bawah/musim yang juga
berperan secara signifikan
3. pengelolaan/praktik Manajement dalam sitem
agroforestry merupakan kunci dalam pemeliharaan bahan organik
Komentar
Posting Komentar